Dugaan Intervensi Aparat Bayangi PSU Pilkada Papua, PDI-P Desak Bawaslu Bertindak

Dugaan Intervensi Aparat Bayangi PSU Pilkada Papua, PDI-P Desak Bawaslu Bertindak

Ronny Talapessy Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional--Tangkapan Layar Instagram/@ronnytalapessy

PAPUA.DISWAY.ID - Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Papua 2025 kembali menuai sorotan. PDI-Perjuangan mengklaim menemukan indikasi kecurangan yang disebut melibatkan aparat dan penyelenggara pemerintahan dalam proses rekapitulasi berjenjang.

Ketua DPP PDI-P Ronny Talapessy dalam siaran pers, Jumat (8/8/2025), menuturkan pihaknya menemukan adanya upaya sistematis untuk mengubah hasil perolehan suara.

“Kami menilai ada indikasi eskalasi kecurangan yang ingin mengubah hasil perolehan suara dalam pleno berjenjang. Intimidasi dilakukan terhadap PPS, bahkan terhadap Bawaslu Provinsi Papua dan KPU kabupaten/kota,” ujarnya.

BACA JUGA:KPU Papua Tetapkan PSU di TPS 01 Sarmi, Evaluasi Empat TPS Jayapura

Ronny menduga praktik ini melibatkan kesepakatan dengan penyelenggara pilkada untuk memanipulasi hasil, termasuk adanya campur tangan aparat kepolisian. Hal ini dikaitkan dengan fakta bahwa pesaing pasangan Benhur Tomi Mano–Constant Karma adalah mantan Kapolda Papua.

Menurut Ronny, salah satu insiden terjadi di Sentani Timur pada Kamis (7/8/2025) malam, ketika oknum kepolisian diduga mengintimidasi ketua dan anggota panitia distrik. Kejadian serupa, katanya, juga pernah terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen.

“Kami ingatkan agar Jakarta jangan mengintervensi kehendak rakyat. Kalau rakyat mau pasangan BTM dan CK yang menang, ya sudah, jangan diubah hasilnya,” tegasnya.

BACA JUGA:Data JagaSuara Terbaru: Matius-Aryoko Sementara Ungguli Benhur-Constan

Ronny juga meminta Bawaslu memperketat pengawasan proses perhitungan suara, demi menjaga keadilan sesuai amanat UUD 1945.

Laporan Dugaan Tekanan Aparat di Lapangan

Senada, Ketua DPP PDI-P sekaligus Anggota Komisi II DPR RI Komarudin Watubun mengaku menerima banyak laporan dugaan intervensi aparat terhadap pemilih maupun penyelenggara pilkada di berbagai daerah di Papua.

Ia mencontohkan peristiwa di Kabupaten Kepulauan Yapen, di mana seorang perwira Polsek KPL Serui diduga menekan anggota KPPS dan PPD Distrik Nusawani.

“Sampai mengeluarkan tembakan kepada anggota KPPS dan PPD karena tidak mengikuti perintah mereka yang diduga untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 02,” kata Komarudin.

BACA JUGA:Pilgub Papua Memanas, BTM–CK dan Mari-Yo Unggul di Hitung Versi Masing-Masing

Peristiwa lain, lanjutnya, terjadi di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Ketua dan anggota Panwas Distrik disebut didatangi oknum anggota Polres Jayapura, lalu diminta mengubah hasil perolehan suara.

Sumber: