Masaki Yasushi Pamit, Sebut Papua Jadi Kenangan Tak Terlupakan Selama di Indonesia

Masa tugas Dubes Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, berakhir akhir pekan ini. Ia mengenang kunjungan ke Biak, Papua, sebagai momen paling berkesan.--Tangkapan Layar Instagram/@jpnambsindonesia
PAPUA.DISWAY.ID - Masa tugas Masaki Yasushi sebagai Duta Besar Jepang untuk Indonesia resmi berakhir pada akhir pekan ini. Dalam acara perpisahan di Jakarta, Kamis (2/10/2025) malam, Masaki mengaku salah satu kenangan paling berkesan selama bertugas adalah kunjungannya ke Kota Biak, Papua.
“Sulit untuk memilih karena ada banyak memori berkesan. Tapi yang terbaru dan benar-benar membekas di hati saya adalah kunjungan saya ke Papua, khususnya ke lokasi perang di Biak,” kata Masaki.
Masaki menuturkan, ia terkesan dengan bagaimana warga Biak menjaga monumen peringatan tentara Jepang yang gugur di masa Perang Dunia II.
BACA JUGA:Kemenhub Bangun Bandara dan Pelabuhan di Papua untuk Dukung Distribusi Pangan Nasional
“Yang paling berkesan bagi saya adalah di Biak. Orang Indonesia sungguh menjaga situs tersebut dengan penuh rasa hormat. Sayangnya, masih ada sisa-sisa tentara yang gugur,” ujarnya.
Monumen yang dimaksud Masaki adalah Monumen Perang Dunia II di Pantai Kampung Paray/Anggraidi, Distrik Biak Kota. Monumen ini dibangun pada 24 Maret 1994 atas kesepakatan pemerintah Indonesia dan Jepang, dan hingga kini menjadi salah satu situs bersejarah yang kerap dikunjungi masyarakat maupun wisatawan.
BACA JUGA:Pagi Ini Waropen Diguncang Gempa 5,7 Magnitudo, BMKG Ungkap Penyebabnya
Kerja Sama Indonesia – Jepang
Selain mengenang Papua, Masaki juga menyoroti pentingnya melanjutkan kerja sama erat antara Indonesia dan Jepang. Mulai dari bidang ekonomi, investasi, hingga transportasi publik seperti MRT Jakarta yang disebutnya sebagai simbol konsistensi komitmen Jepang.
“Jepang selalu menepati kata-kata. Yang paling penting adalah kerja sama yang benar-benar bermanfaat untuk kehidupan masyarakat Indonesia,” katanya.
Masaki juga menekankan pentingnya pertukaran masyarakat, khususnya pelajar dan tenaga kerja terampil.
“Mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang, tenaga kerja terampil, dan pertukaran warga adalah kunci perkembangan hubungan kita,” jelasnya.
BACA JUGA:Negosiasi Freeport: Pemerintah RI Berpeluang Kantongi 12% Saham Tambahan di PTFI
Pamit dan Purnatugas
Usai menuntaskan masa tugas diplomatiknya, Masaki akan pensiun dari layanan publik di Jepang. Meski demikian, ia berencana tetap aktif berkontribusi di bidang lain dan menjaga hubungan baik dengan Indonesia.
“Saya akan mencari pekerjaan baru, mungkin di luar pemerintahan. Dengan pengalaman saya di sini, saya harap bisa terus menjaga hubungan dengan Indonesia, Asia, dan dunia. Mungkin suatu saat saya akan kembali ke sini,” tuturnya.
Dalam pidato perpisahannya, Masaki tampil mengenakan batik hasil kolaborasi seniman Jepang dengan sanggar batik Indonesia sebagai simbol persahabatan dua bangsa. Ia juga mengenang berbagai momen penting selama bertugas, mulai dari Pemilu 2024, kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Indonesia, hingga kenangan pribadi menyanyikan lagu “Kokoro no Tomo” bersama menteri Indonesia di depan Presiden.
Masaki Yasushi menutup masa baktinya dengan penuh rasa syukur, meninggalkan jejak diplomasi yang kuat, dan kenangan mendalam akan Papua sebagai simbol persahabatan dua bangsa.
Sumber: