Mama Papua Optimistis Anaknya Bisa Kuliah di Luar Negeri Berkat Sekolah Garuda
Martina Kambu, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Papua Barat Daya, awalnya khawatir tak bisa mewujudkan mimpi besar sang anak.-dok disway-
SORONG, DISWAY.ID - Martina Kambu, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Papua Barat Daya, awalnya khawatir tak bisa mewujudkan mimpi besar sang anak.
"Dia mau masuk jurusan pertambangan di luar negeri, di Australia. Dia tak mau di dalam negeri," kata Martina ditemui di halaman SMA Averos, Sorong, Papua Barat Daya, usai pengenalan Sekolah Unggul Garuda.
Martina sedang menceritakan ambisi positif anaknya, Julita Abigael Kambuaya, yang ingin kuliah di luar negeri. Sejak SMP, cita-cita Julita ingin masuk ke sekolah terbaik.
BACA JUGA:Jelang Persipura vs Persiku Kudus: RD Fokus Tingkatkan Efektivitas Serangan
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Pekan Ke-9 Pegadaian Championship 2025/26
Saat ini Julita adalah siswa kelas XI SMA Averos. Dan SMA Averos terpilih menjadi Sekolah Garuda Transformasi.
Puji Tuhan, kata Martina, Julita menjadi salah satu siswa yang terpilih di dalam Sekolah Garuda ini. "Saya merinding waktu dengar ada Sekolah Garuda yang bisa mewujudkan mimpi dan cita-cita anak saya," kata Martina.
Martina yakin, Sekolah Garuda akan menjaga asa anaknya untuk bisa kuliah di Australia. Martina juga sudah pada tahap melontarkan kata "terserah" karena sangat percaya dengan cita-cita anaknya.
Saat Julita mengatakan, "Ma, saya mau masuk Sekolah Garuda," Martina hanya jawab, "terserah". Saat Julita melanjutkan kalau Sekolah Garuda akan membuatnya sering pulang malam untuk belajar, Martina juga dengan rela menjawab, "terserah".
BACA JUGA:RI dan Papua Nugini Dorong Kerja Sama Perbatasan pada BLOM ke-28 di Wewak
BACA JUGA:Menko Polkam Tinjau PYCH di Jayapura: Papua Harus Aman untuk Berkembang
"Tidak apa-apa, mama dan papa siap support. Yang penting jangan putus harapan dan tetap semangat. Kejar cita-citamu, Nak," kata Martina. Di sudut matanya tampak menggenang air mata.
Martina amat percaya kegigihan Julita. Sejak kecil, dialah yang kerap membawa anak itu ke tempat ibadah. Di sana dia selalu memberi pemahaman tentang betapa pentingnya pendidikan.
Martina mengenang, Julita selalu masuk 10 besar siswa berprestasi sejak SD hingga SMP. Dia pun mengenal Julita sebagai anak yang tangguh. Tak mudah menyerah ketika menghadapi halangan.
Sumber: