PAPUA.DISWAY.ID - Tim nasional Cape Verde resmi menorehkan sejarah baru dengan memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026.
Negara kepulauan kecil di barat Afrika itu meraih tiket bersejarah setelah menaklukkan Eswatini 3-0 di Estadio Nacional de Cabo Verde, Praia, pada Senin (13/10/2025).
Kemenangan tersebut menjadi puncak perjalanan panjang tim berjuluk Blue Sharks yang sukses menaklukkan segala keterbatasan, sekaligus menjadi simbol kebanggaan nasional bagi masyarakat Cape Verde.
BACA JUGA:Persipura Jayapura Resmi Tunjuk Rahmad Darmawan sebagai Pelatih Kepala Baru
Cape Verde Juara Grup D, Singkirkan Kamerun
Cape Verde menutup Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Afrika Grup D dengan status juara grup setelah unggul atas Kamerun.
Tiga gol kemenangan atas Eswatini dicetak oleh Dailon Livramento, Willy Semedo, dan Stopira. Sebelumnya, kemenangan penting atas Kamerun pada September 2025 menjadi momentum krusial yang membawa mereka ke puncak klasemen.
Negara dengan populasi sekitar 525 ribu jiwa itu kini menjadi negara terkecil kedua dalam sejarah yang berhasil lolos ke Piala Dunia, setelah Islandia pada 2018.
Euforia kemenangan terasa di seluruh penjuru kota Praia, dengan stadion yang dipenuhi ribuan pendukung. Pemerintah bahkan memberikan setengah hari libur agar masyarakat dapat menyaksikan laga bersejarah ini bersama-sama.
BACA JUGA:Persipura Jayapura Resmi Tunjuk Rahmad Darmawan sebagai Pelatih Kepala Baru
Tim Diaspora, Bersatu di Bawah Bendera Biru
Keberhasilan Cape Verde tidak lepas dari kekuatan diaspora. Dari 25 pemain yang memperkuat skuad, seluruhnya bermain di klub yang tersebar di 16 negara berbeda dan lahir di enam negara yaitu Cape Verde, Portugal, Belanda, Prancis, Swiss, dan Irlandia.
Keragaman latar belakang menjadi modal utama dalam membangun solidaritas tim. Bahasa kreol Cape Verde, yang berakar dari Portugis, menjadi alat pemersatu di ruang ganti
Perbedaan budaya, bahasa, dan pengalaman justru melahirkan kekuatan baru yang menjadikan tim ini lebih solid dan kompak.
BACA JUGA:Resmi: Ricardo Salampessy Tinggalkan Kursi Pelatih Persipura Jayapura
Kinerja Efisien di Bawah Pelatih Bubista
Pelatih Pedro “Bubista” Brito menjadi sosok penting di balik kesuksesan ini. Menangani tim sejak 2020, Bubista menerapkan gaya bermain disiplin, terorganisir, dan efektif.
Dari 10 pertandingan kualifikasi, Cape Verde mencatat 7 kemenangan, 2 hasil imbang, dan hanya 1 kekalahan, termasuk 7 kali clean sheet, salah satu catatan terbaik di Afrika.
Dengan organisasi permainan yang solid, transisi cepat dari sayap, serta lini pertahanan tangguh, Cape Verde mampu menaklukkan tim-tim besar seperti Kamerun dan Nigeria yang justru masih berjuang memperebutkan tiket ke Piala Dunia.
Filosofi permainan yang efisien dan penuh kedisiplinan berpadu dengan nilai budaya lokal morabeza, yang menggambarkan semangat, ketenangan, dan kehangatan masyarakat Cape Verde dalam menghadapi tantangan.
BACA JUGA:Wasit Ma Ning Disorot, Ini Deretan Keputusan Kontroversial di Laga Indonesia vs Irak
Dari Pulau Kecil Menuju Panggung Dunia
Cape Verde adalah negara kepulauan kecil di Samudra Atlantik, sekitar 620 km di lepas pantai barat Afrika.
Negara ini terdiri dari sepuluh pulau vulkanik dengan ibu kota di Praia. Sejak merdeka dari Portugal pada 5 Juli 1975, Cape Verde berjuang mengukir identitas di dunia olahraga meski dihadapkan pada kondisi alam yang keras, lahan gersang, dan pasokan air terbatas.
Kini, perjalanan panjang mereka berbuah manis. Dari negara dengan penduduk kurang dari satu juta jiwa, Cape Verde berhasil menembus panggung tertinggi sepak bola dunia yaitu Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Capaian ini bukan hanya prestasi olahraga, melainkan bukti bahwa tekad, disiplin, dan persatuan dapat melampaui segala batas ukuran dan sumber daya.
BACA JUGA:Hasil Indonesia vs Irak: Mimpi Garuda ke Piala Dunia 2026 Pupus Usai Kalah 0-1
Profil Singkat Cape Verde
- Nama resmi: Republik Cabo Verde
- Ibu kota: Praia
- Luas wilayah: 4.033 km²
- Populasi: ±525.000 jiwa
- Bahasa resmi: Portugis
- Bahasa nasional: Kreol (Crioulo)
- Mata uang: Escudo Tanjung Verde (CVE)
- Kemerdekaan: 5 Juli 1975 (dari Portugal)
- Mayoritas agama: Katolik Roma