Prabowo: Boleh Berbeda dan Bersaing, Tapi Indonesia Harus Tetap Satu Keluarga

Prabowo: Boleh Berbeda dan Bersaing, Tapi Indonesia Harus Tetap Satu Keluarga

Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah perbedaan dan dinamika politik.-dok disway-

PAPUA, DISWAY.ID - Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah perbedaan dan dinamika politik.

Dalam pidatonya saat menghadiri acara Pemusnahan Barang Bukti Narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10), ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia boleh berbeda pandangan dan bersaing dalam demokrasi, namun tidak boleh terpecah.

"Kita ini gotong-royong. Kita satu keluarga," kata Prabowo.

BACA JUGA:Prabowo: Pemimpin Harus Mau Dikoreksi, Pengabdian Dijalankan dengan Ikhlas

BACA JUGA:Pramono Anung Janji Respons Cepat Aduan Banjir, SDA DKI Siagakan 600 Pompa Mobile dan Ribuan Petugas

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan Indonesia punya cara sendiri dalam berdemokrasi. "Demokrasi iya, berbeda partai boleh. Bersaing di pilpres (pemilihan presiden) tak masalah.

Tapi sesudah pilpres kita harus bahu-membahu. Bersatu membangun bangsa," katanya.

Prabowo mengingatkan bahwa Indonesia bisa seperti saat ini karena perjuangan para pemimpin-pemimpin terdahulu. Ia juga mengingatkan bahwa kemakmuran dan kemajuan tidak akan tercapai jika energi bangsa habis dalam pertikaian dan rasa saling curiga.

“Kalau kita ribut terus, banyak negara lain yang senang. Karena kalau kita tidak bersatu, tidak mungkin kita makmur. Hotel-hotel kita akan kosong, wisatawan enggan datang, investasi pun akan ragu,” ujarnya.

BACA JUGA:SELAMAT! Nomor Kamu Dapat Saldo DANA Gratis Rp397.000 ke Dompet Digital, Klaimnya Pakai Fitur DANA Kaget

BACA JUGA:26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru Hari Ini 30 Oktober 2025, Buruan Klaim dan Borong Hadiahnya!

Untuk itu, Prabowo menegaskan kunci kemakmuran adalah persatuan bangsa. "Makanya dalam Pancasila disebutkan Persatuan Indonesia," kata dia.

Acara pada Rabu menjadi simbol satu tahun pelaksanaan kebijakan langsung berdampak bagi rakyat di bawah kepemimpinan Prabowo.

Sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar.

Sumber: