Menteri Agama Dorong Papua Maju Infrastruktur dan Kuat Spiritualitas

Menteri Agama Dorong Papua Maju Infrastruktur dan Kuat Spiritualitas

Menag Nasaruddin Umar menegaskan pembangunan Papua harus seimbang antara infrastruktur dan spiritual, Senin (25/8/2025) di Kantor Kemenag Jakarta.--Dok. Kemenag

PAPUA.DISWAY.ID - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa percepatan pembangunan di Papua tidak boleh hanya berfokus pada infrastruktur, melainkan juga harus seimbang dengan penguatan spiritual. Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan Gubernur Papua Barat Daya, Wakil Gubernur Papua Barat, jajaran pemerintah daerah, dan perwakilan Kanwil Kemenag Papua Barat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (25/8/2025).

“Akselerasi pembangunan segala bidang di Papua baik itu pembangunan fisik maupun spiritual, semuanya harus paralel kita kembangkan. Maka dari itu, pencanangan dalam menanam 1 juta pohon matoa sebagai pertanda ekoteologi juga tidak terlepas dari keseriusan Kementerian Agama dalam menyetarakan akses pembangunan di Papua,” ujar Menag.

Menurut Nasaruddin, pembangunan spiritual di Papua sama pentingnya dengan pembangunan fisik. Dengan kekayaan agama dan budaya, Papua membutuhkan ruang pembinaan rohani, pendidikan keagamaan, serta forum dialog antarumat beragama agar masyarakat hidup rukun dan terhindar dari konflik.

BACA JUGA:Gugatan BTM–CK Soal Hasil PSU Papua Resmi Didaftarkan di Mahkamah Konstitusi

BACA JUGA:Pesawat Amole Air Tergelincir di Bandara Ilaga, Tabrak Pos Kopasgat TNI AU

“Pembangunan spiritual itu hadir dalam bentuk peningkatan kualitas pendidikan keagamaan, penguatan moderasi beragama, serta pembinaan generasi muda Papua agar menjadi pribadi yang religius, toleran, dan cinta damai,” jelasnya.

Pohon Matoa, Simbol Ekoteologi Papua

Menag menjelaskan alasan dipilihnya pohon matoa sebagai simbol ekoteologi. Pohon khas Papua itu memiliki makna mendalam, mulai dari akar yang kuat, batang yang besar, hingga rimbunnya daun yang memberi keteduhan.

“Akarnya tertancap kuat ke bawah sehingga tidak gampang ditumbangkan angin. Tangkainya besar dan daunnya lebat. Sehingga betul-betul bisa menjadi tempat anak-anak kita bermain di bawahnya,” ujarnya.

Selain soal ekologi, Menag juga menyoroti pentingnya mengatasi diskriminasi dan konflik antarumat beragama. Menurutnya, persoalan tersebut harus diselesaikan dari akarnya.

BACA JUGA:LLDIKTI Larang Duplikasi Prodi, Dorong PTN Papua Buka Jurusan Inovatif

BACA JUGA:Es Abadi Cartenz Jayawijaya Terancam Lenyap 2026, Menteri LH: Alam Beri Kalibrasi Nyata

“Kita sering mendengar banyak kasus diskriminasi dan konflik antarumat beragama yang dipicu oleh ketidakadilan dan kesalahpahaman. Permasalahan ini tidak mungkin bisa kita selesaikan secara tuntas jika tidak menyentuh akar persoalannya,” tegas Nasaruddin.

Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah

Pertemuan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara Kementerian Agama dan pemerintah daerah Papua Barat serta Papua Barat Daya.

Menag berharap kolaborasi ini mempercepat pemerataan pembangunan, baik infrastruktur maupun penguatan nilai spiritual masyarakat Papua.

Sumber: