PAPUA.DISWAY.ID - Xabi Alonso menjalani malam paling penuh tekanan sejak menangani Real Madrid. Kekalahan menyakitkan dari Celta Vigo di Santiago Bernabéu bukan satu-satunya penyebab frustrasinya—keputusan-keputusan wasit Quintero González membuat suasana memanas dan mengundang kritik keras sang pelatih.
Melansir La Vanguardia, Alonso yang biasanya tenang tak mampu menyembunyikan kekesalannya.
“Keputusan wasit membuat kami frustrasi. Ia mengganggu ritme permainan kami, ia tidak menahan diri, dan ia sangat lunak. Saya sama sekali tidak menyukai penampilannya,” tegas Alonso.
BACA JUGA:Ini Pemain Incaran Persipura: RD Fokus Tambah Gelandang dan Second Striker
Pertandingan Kacau: 6 Pelanggaran, 8 Kuning, 3 Merah
Real Madrid tercatat hanya melakukan enam pelanggaran sepanjang pertandingan. Namun, hasil akhirnya justru berbanding terbalik: delapan kartu kuning dan tiga kartu merah.
Statistik itu membuat Madrid seperti terjebak dalam mimpi buruk.
Salah satu keputusan yang paling disoroti adalah kartu merah Álvaro Carreras, yang diberikan setelah peluit akhir.
“Kartu yang diberikan kepada Carreras sangat dipertanyakan,” ujar Alonso.
Ia menilai wasit terlalu impulsif dan kurang konsisten dalam pengambilan keputusan sepanjang laga.
BACA JUGA:Jadwal Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 Thailand dan Skuad Lengkap
Alonso: Ini Hari yang Buruk, Tapi Jalan Masih Panjang
Meski kecewa, Alonso tidak menuding pemainnya sebagai kambing hitam. Ia menyebut kekalahan ini sebagai hari buruk bagi semua pihak, dan memahami kemarahan para pendukung.
“Hanya tiga poin, kekalahan ini menyakitkan, dan kami tidak senang. Kami merasakan kemarahan para penggemar. Tapi jalan masih panjang.”
Real Madrid kini dalam kondisi sulit. Dalam lima pertandingan terakhir, Los Blancos hanya meraih satu kemenangan, dan kini tertinggal sembilan poin dari Barcelona di puncak klasemen.
Cedera yang menimpa Éder Militão disebut Alonso sangat mempengaruhi mental tim.
“Cedera Militão sangat menyakitkan bagi kami dan sulit untuk pulih secara mental.”
BACA JUGA:Gaji Pelatih PSBS Biak Belum Dibayar 2,5 Bulan, Divaldo Alves Angkat Suara
Intensitas Menghilang dan Fokus ke Manchester City
Ketika ditanya mengenai intensitas permainan yang merosot, Alonso tidak menyebut nama. Ia mengakui bahwa Madrid ingin bermain cepat, namun kekurangan pada beberapa area tidak bisa dihindari.
Uniknya, Alonso menilai periode terbaik Madrid justru terjadi saat mereka bermain dengan 10 pemain setelah Fran García dikartu merah.
Di tengah tekanan dari publik dan rumor soal masa depannya, Alonso tetap tenang.
“Tentu saja, jalan masih panjang di musim ini. Kita bisa saja bermain buruk di kandang… Ini adalah tanggung jawab semua orang.”
Laga besar berikutnya sudah menunggu: Manchester City di Liga Champions. Alonso menegaskan bahwa fokus tim harus segera kembali.
“Kami ingin tampil baik dan menunjukkan bahwa kami bisa bermain lebih baik daripada hari ini.”
BACA JUGA:Persipura Gelar TC di Jakarta, Siapkan 4 Laga Uji Coba hingga Pertengahan Desember
Celta Vigo Tampil Lebih Tenang dan Efektif
Di sisi lain, Celta Vigo tampil taktis, tenang, dan efektif. Mereka mampu memanfaatkan situasi panas di Bernabéu dan mengonversinya menjadi keuntungan.
Striker Celta, Borja Iglesias, bahkan mengaku tidak menyangka pertandingan berlangsung sepanas itu.
“Situasinya lebih panas dari yang saya perkirakan… Kami bermain sangat baik, sejujurnya.”
Dengan kondisi Madrid yang sedang berada dalam fase sulit, tugas berat kini ada di pundak Alonso: memperbaiki permainan sekaligus meredakan tekanan di ruang ganti maupun di tribune Bernabéu.