PAPUA.DISWAY.ID - Sejumlah mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar aksi demonstrasi memperingati 63 tahun Roma Agreement dan New York Agreement, Selasa (30/9/2025), di depan Gapura Kampus Uncen, Waena, Kota Jayapura, Papua.
Aksi yang semula berlangsung orasi berubah ricuh setelah terjadi bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Polisi menembakkan semprotan water canon untuk membubarkan massa. Dalam video yang beredar di Instagram @info_sentani, terlihat seorang mahasiswa beralmamater kuning diamankan aparat.
“Massa aksi demo penolakan New York & Roma Agreement dibubarkan oleh petugas keamanan di depan Gapura Uncen Bawah,” tulis keterangan unggahan tersebut.
BACA JUGA:Jadwal Tayang Film G30S/PKI 30 September 2025 di TV dan Streaming
BACA JUGA:Airnorth Resmi Buka Penerbangan Darwin–Biak, Papua Jadi Magnet Wisata Baru
Penolakan terhadap dua perjanjian itu sudah berlangsung puluhan tahun, terutama di kalangan mahasiswa dan aktivis pro-kemerdekaan Papua. Mereka menilai Perjanjian New York (1962) dan Perjanjian Roma (1962) cacat hukum karena tidak melibatkan perwakilan rakyat Papua.
Tuntutan utama demonstran adalah peninjauan ulang kedua perjanjian, sekaligus menyerukan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat. Selain itu, mereka juga menyoroti dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang disebut berakar dari perjanjian tersebut.
BACA JUGA:Pemerintah Alihkan 474 Ribu Hektar Hutan Papua Jadi Sawah, Sawit, dan Industri
BACA JUGA:47 Mahasiswa Orang Asli Papua Terima Beasiswa Afirmasi dari Kemenag
Sebagai catatan, Perjanjian New York mengatur penyerahan Papua dari Belanda kepada Indonesia melalui PBB pada 15 Agustus 1962. Sementara Perjanjian Roma yang ditandatangani 30 September 1962, menjadi dasar pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969, yang hingga kini dipandang sebagian pihak tidak demokratis.
Aksi serupa rutin digelar setiap tanggal 30 September sebagai bentuk penolakan terhadap Roma Agreement yang dianggap ilegal oleh para aktivis.